Minggu, 06 Maret 2011

Get Your Dream!



·         Matahari sudah semakin meninggi. Ruangan yang sangat besar ini pun semakin pengap, aroma badan yang bermacam-macam juga mulai tercium.  Hmm..untungnya aku duduk di kursi panjang dekat garis pembatas lapangan, bukan di kursi penonton. Ah, kalau diperhatikan, yang merasakan mulai pengap nya udara di sini hanya aku seorang. Bagaimana tidak, semua mata hanya tertuju pada para pemain. Tidak ada tanda-tanda salah satu raut wajah dari para penonton yang terlihat berubah. Suara mereka tetap menggelegar ke seluruh gedung olahraga ini, meneriakkan tim kesukaannya masing-masing. Bahkan semakin nyaring saat Jinwoon, salah satu cowok yang populer di SMA ini mendapatkan  bola, menggiringnya menuju ke ring basket lawan yang tinggi itu dengan cepat. Semua refleks berdiri, membelalakkan kedua mata, membuka mulut lebar-lebar...dan... “..MASUK..!” “Yeaahhh...!!” teriakku dan teman-teman cheerleaders lainnya sambil meneriakkan nama “J.I.N.W.O.O.N.. JINWOON! Hoorayy ...Hoorayy..!” Beberapa detik setelah itu, wasit memberikan tanda berakhirnya pertandingan, dan kami pun berteriak lagi, “White Pigeon School is the best..! IS - THE - BEST! We are the champion!” Terdengar suara riuh para penonton, ada yang mengikuti teriakkan kami tadi, dan ada juga yang membawa foto-foto tim basket kami. Kebanyakan dari mereka sepertinya mendukung tim basket kami, ya iya lah, kami kan jadi tuan rumahnya.
·          
·         “Hebat kamu..!” Kwon mengacak-acak rambut Jinwoon. Cowok yang menjadi pahlawan penyelamat tim basket ini tersenyum lebar. “Pertandingan final tahun ini pun, kamu yang menentukannya” aku menambahkan. “Yeah,ini sudah menjadi bakat alami ku,haha” “Ya ya yaa..Jinwoon memang pahlawan di tim basket. Kalau di tim sepakbola, tentu saja....” “Ya,tentu saja kakakku yang tersayang ini..!” aku memotong ucapan Changmin, kakakku sambil merangkul lengannya. “Hahaha..betul sekali adikku..Nanti kaka kasih boneka yaa..” Changmin mengusap kepalaku sambil tertawa lebar. Memang asyik bermanja-manja dengan kakak cowok, apalagi dia sangat mempedulikan kita. Sejak ayah dan ibu meninggal, keluargaku satu-satunya yang tertinggal hanya kakakku. Kakak memutuskan untuk tetap tinggal di rumah warisan orangtua meskipun banyak keluarga dari ayah maupun ibu yang berniat membiayai hidup kami. Saat ini, kami membiayai hidup dengan menghemat harta kekayaan warisan orangtua. Dua tahun sudah berlalu sejak orangtua kami meninggal karena kecelakaan pesawat, dan selama itu juga aku sudah mulai membiasakan diri hidup berdua saja dengan kakakku. Tapi itu bukan berarti aku berniat selamanya hidup dengan kakakku. Yah,di umur 16 tahun ini, tentu saja aku mempunyai mimpi yang sama dengan mimpi gadis-gadis seusiaku. Mencari pasangan hidup! Saat ini aku belum mendapatkannya, tapii aku juga berhadapan dengan kasus memendam rasa suka terhadap seorang teman. Jinwoon? Oh, bukan dia. Dia memang hebat dan penuh semangat. Hmm..namun bukan dia yang membuat jantungku selalu berdebar-debar. “Hei, mana orang itu?” Jinwoon membuyarkan lamunanku. “Enn..entahlah.” jawabku sambil memandang keseluruh ruangan. “Dia tidak ada di sini sepertinya.” “Masih dalam perjalanan mungkin.” ucap Changmin dan Kwon bergantian.  “Huh,pasti dia lebih asyik dengan hobby nya. Sama sekali tidak menghargai teman,” Jinwoon merengut. “Oh,aku sudah telat rupanya,” terdengar suara langkah kaki yang cepat menuju ke arah kami dan berhenti. Sosok laki-laki tinggi, berjaket hitam dan mempunyai raut muka yang selalu terlihat judes. Tapi sebenarnya, sikapnya tidak sejudes mukanya. “Huuf..pasti kamu ikut-ikutan balapan motor lagi,” ucap Jinwoon masih dengan muka cemberutnya. Orang itu hanya tersenyum kecut, kemudian mengenakan helm besar yang dari tadi terus dibawanya itu ke kepala Jinwoon sambil berkata, “Selamat yaa atas kemenanganmu!” “Oh iya..Bagaimana dengan dia? Pasti saat dibagian membuat pyramid dia jatuh lagi kan?Hihihi,” lebih tepatnya dia ini sangat jahil. “Huh,enak saja! Tahun ini aku ga jatuh,tau!” aku membela diri. “Waah,betul juga yah. Tahun lalu waktu Soyeon mau menaiki punggung temannya, dia tiba-tiba terjatuh karena kaos kaki nya dan baju temannya itu sangat licin..Hwahahaha..” Kwon menimpali, diikuti Changmin dan Jinwoon. Mereka semua sangat jahil. “Huuuh..kalian ini..!” aku mendengus kesal dan melotot ke arah orang itu. Namun dia hanya membalasnya dengan senyuman simpul yang membuatku berdebar-debar dalam sekejap. Expresi muka ku yang tadinya melotot langsung berubah menjadi kaget dan salah tingkah. “Ya sudah. Ayo kita makan-makan. Karena Seulong telat nonton pertandingannya, jadi kamu yang traktir yaa!” ucap Jinwoon sambil menepuk bahu Seulong. “Enak saja..hahaha..” Kami berlima keluar dari gedung olahraga dan menuju ke kantin. Tidak jadi marah lagi deh pada orang itu, batinku. Ya..pada Seulong.
·          
·         Dua hari kemudian..
·         “Aduh,gawat!Aku belum mengerjakan PR nih..!” Seulong yang duduknya di sampingku terlihat panik. “Salahmu sendiri. Kerjaanmu di luar sekolah kan hanya balapan, balapan, dan balapan,” timpalku, “...Apa sih untungnya balapan itu? Salah-salah kan bisa terjadi kecelakaan lalu lintas.” Untuk sejenak dia terdiam, kemudian mendekatkan muka nya ke muka ku. Ya Tuhan, pasti muka ku jadi merah! “Suatu saat nanti pasti akan kuberitahu alasannya,hehe,” ucapnya sambil tertawa dan menunjukkan jari peace. “Hey,hey Seulong. Bu Soojin sudah datang tuh,” tegur Changmin. Dengan segera dia ke tempat duduknya. “Baiklah, anak-anak. Sebelum kita memulai pelajaran, ibu akan memperkenalkan siswa baru terlebih dahulu kepada kalian. Namanya Kim Seonhwa. Silakan perkenalkan dirimu, Nak,” ternyata Bu Soojin datang bersama dengan seorang gadis yang cantik. “Selamat pagi, semua. Namaku Kim Seonhwa. Aku pindahan dari Blue Rose High School di kota sebelah. Alasan kepindahanku karena...” dia terdiam sesaat, “..karena pekerjaan orangtuaku. Karena itu, semoga kita bisa menjadi teman akrab yaa,”  lanjutnya sambil tersenyum manis. “Baiklah, Seonhwa, silakan duduk di bangku yang kosong itu. Gadis itu berjalan menuju bangku kosong di sebelahku. Gadis itu bermata besar, berkulit putih dan berambut panjang yang tergerai indah. “Kita lanjutkan pelajarannya ya anak-anak.” Bu Soojin membuka salah satu buku yang ada di atas meja. “Halo. Namamu siapa?” sapanya padaku sambil tersenyum. “Ah,iya. Namaku Lee Soyeon. Salam kenal,” balasku dengan tersenyum juga. Sepertinya dia gadis sederhana yang baik hati. Semoga aku bisa cocok dengannya, pikirku. Tanpa kusadari, ke empat cowok temanku, Kwon, Changmin, Jinwoon dan Seulong memandang kaget dan aneh dengan gadis itu. Aktifitas mereka terhenti tiba-tiba. Mereka hanya memandang Seonhwa tanpa berkedip sedikitpun, bahkan tidak mendengar pelajaran yang disampaikan guru kami. Ternyata dari gadis inilah, semua cerita berawal.

·         ********************************************************************************
·          
     To be continued. Hahaha :D 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

My Memory Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei